Kulon Progo – Anjloknya harga sayuran dalam beberapa waktu terakhir membuat para petani menjerit. Salah satunya dialami oleh para petani terong ungu di wilayah pesisir Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang mengaku mengalami kerugian besar akibat turunnya harga jual secara drastis.
Edi Fahrudin, salah satu petani yang menggarap lahan seluas 1.000 meter persegi, mengungkapkan bahwa hasil panen saat ini tidak mampu menutup biaya produksi. Dalam satu kali panen yang dilakukan setiap tiga hari, Edi bisa memanen hingga 100 kilogram terong. Namun, keuntungan yang diharapkan tak kunjung datang karena harga jual yang sangat rendah.
“Panennya banyak, tapi harganya sekarang cuma sekitar seribu rupiah per kilo. Padahal biaya tanam dan operasionalnya tinggi,” ujar Edi.
Ia menambahkan, biaya produksi yang meliputi sewa lahan, pembelian bibit, pupuk, serta operasional seperti penyiraman dan penyemprotan tanaman tidak bisa tertutupi dari hasil penjualan.
Menghadapi fluktuasi harga komoditas sayuran yang terus berulang, para petani berharap adanya perhatian lebih dari pemerintah, khususnya dalam menekan biaya produksi. Salah satu bentuk dukungan yang mereka harapkan adalah penyediaan pupuk subsidi yang berkualitas dan efektif untuk meningkatkan hasil panen.
Para petani juga mengingatkan bahwa ketahanan pangan nasional tidak akan tercapai tanpa kesejahteraan petani. Oleh karena itu, mereka berharap solusi konkret segera diberikan agar siklus tanam berikutnya tetap bisa berjalan tanpa harus kembali terjebak dalam kerugian yang berkepanjangan.
Bagas / RBTV