Kulon Progo – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Wates masih tetap beroperasi dengan prosedur yang semakin ketat, menyusul dugaan kasus keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang dialami sejumlah siswa di beberapa sekolah di Kulon Progo. Meski demikian, pihak SPPG belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait kronologi kejadian, sembari menunggu hasil uji laboratorium yang masih dalam proses.
Proses pengambilan sampel makanan dari dapur SPPG Wates dan dari sekolah-sekolah yang terdampak telah dilakukan oleh berbagai pihak terkait. Hasil laboratorium dari sampel tersebut—baik yang berasal dari sekolah maupun dari dapur SPPG—diperkirakan baru akan keluar dalam waktu 14 hari.
Penanggung jawab SPPG Wates, Rizki Fadilah, menyatakan bahwa prosedur standar operasional di dapur SPPG Wates telah dijalankan secara ketat sejak awal. Dapur ini termasuk salah satu dapur strategis yang melayani ribuan siswa, sehingga pengawasan terhadap seluruh proses produksi dan distribusi makanan dilakukan dengan sangat hati-hati.
“Kami tetap menjalankan SOP sesuai ketentuan. Setiap bahan baku yang masuk, serta semua personel yang terlibat dalam produksi, menjalani proses sesuai protokol. Kami tetap menunggu hasil uji laboratorium sebelum memberikan informasi lebih lanjut,” ujar Rizki Fadilah.
Meskipun ada kejadian dugaan keracunan siswa, SPPG Wates tetap melanjutkan produksi dan distribusi makanan bergizi gratis kepada sekitar 2.700 siswa di sekolah-sekolah yang mereka tangani. Seluruh proses ini dilakukan dengan pengawasan tambahan dari pihak keamanan, termasuk Bhabinkamtibmas, untuk memastikan distribusi makanan tetap aman dan terkendali.
Bagas – RBTV