Yogyakarta – Pemerintah Kota Yogyakarta kembali menghadirkan Pasar Sastra sebagai bagian dari rangkaian Festival Sastra Yogyakarta (FSY) 2025. Tahun ini, FSY mengusung tema “Rampak”, sebuah konsep yang menggambarkan semangat kolaborasi dan kebersamaan dalam keberagaman peran dan latar belakang para pelaku sastra.
Pasar Sastra diselenggarakan mulai 30 Juli hingga 4 Agustus 2025 di Grha Budaya, Taman Budaya Embung Giwangan. Acara ini menjadi wadah bertemunya para pecinta sastra, penulis, penerbit, akademisi, komunitas, hingga masyarakat umum yang memiliki minat terhadap dunia literasi.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, menyampaikan bahwa tahun ini terdapat lebih dari 110.000 judul buku, mayoritas di antaranya merupakan buku-buku sastra dan humaniora. Jumlah ini menjadikan Pasar Sastra sebagai salah satu pameran literasi terbesar di kota pelajar ini.
“Kami ingin memperkuat ekosistem sastra yang ada di Yogyakarta melalui kolaborasi yang melibatkan banyak pihak. Buku-buku yang dihadirkan tidak hanya menarik secara isi, tetapi juga merepresentasikan keragaman pemikiran dan kreativitas,” ujar Yetti Martanti.
Antusiasme pengunjung pun sangat tinggi, terlihat dari keterlibatan berbagai kalangan seperti pelajar, mahasiswa, akademisi, pegiat sastra, hingga masyarakat umum yang datang untuk mencari inspirasi maupun memperluas wawasan literasi mereka.
Selain pameran dan penjualan buku, Festival Sastra Yogyakarta juga diramaikan oleh berbagai kegiatan pendukung seperti panggung diskusi harian, pameran komunitas, dan sesi pertunjukan seni yang menampilkan karya serta kekayaan jejaring komunitas sastra di Kota Yogyakarta.
Pasar Sastra menjadi bukti komitmen Pemkot Yogyakarta dalam memperkuat posisi kota ini sebagai kawasan budaya dan literasi, sekaligus mendorong regenerasi serta kolaborasi lintas sektor dalam dunia kesusastraan.
Rinamaulita – RBTV