YOGYAKARTA Menyambut peristiwa kembalinya Yogyakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesia pada 29 Juni 1949, serta memperingati milad ke-104 Presiden Soeharto, Museum Monumen Jogja Kembali mengadakan pertunjukan teater dan pameran lukisan.
Monumen Jogja Kembali atau Monjali menggelar berbagai kegiatan dalam rangka memperingati peristiwa Yogya Kembali dan milad ke-104 Jenderal Soeharto. Yogya Kembali adalah peristiwa bersejarah saat tentara Belanda menarik diri dari Yogyakarta pada 29 Juni 1949, yang sekaligus menandai kembalinya Yogyakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesia.
Pertunjukan teater berjudul “Tandu Ajaib Ini” menggambarkan sejarah Monjali yang dahulunya merupakan kawasan hutan. Teater ini menyampaikan pesan moral agar generasi muda tidak mudah tergiur oleh sesuatu yang instan, serta senantiasa mematuhi nasihat orang tua. Ujar, Nanang Dwinarto / Pengelola Monjali
Pada kesempatan yang sama, juga diadakan pameran tunggal dari seniman lukis asal Semarang bernama Hartono. Lukisan yang dipamerkan berjumlah 52 karya dengan tema Suluk Sani, yang dimaknai sebagai proses spiritual dalam berkarya.
Objek lukisannya adalah para tokoh bangsa seperti Presiden Prabowo Subianto dan para presiden sebelumnya, Rocky Gerung, hingga Paus Fransiskus. Karya-karya ini, menurut Hartono, memiliki relevansi dengan konteks keindonesiaan saat ini. Ujar, Hartono / Pelukis
Selain mengagumi karya seni, pengunjung juga dapat mengenalkan dan mengajarkan kepada anak-anak mereka mengenai seni dan sejarah bangsa. Ujar, Zada / Pengunjung
Pameran lukisan ini akan digelar selama satu bulan, hingga 18 Juli 2025 mendatang.
Widi / RBTV