Meskipun telah berganti manajemen dari Taman Satwa Taru Jurug menjadi Solo Safari, tradisi Grebeg Syawal di kebun binatang dan konservasi satwa di Solo tersebut tetap dilestarikan. Tradisi ini digelar meriah dengan kirab Jaka Tingkir dan gunungan ketupat.
Manajemen Solo Safari tetap berkomitmen mempertahankan warisan budaya ini. Tradisi kirab Jaka Tingkir dan gunungan ketupat menjadi daya tarik utama dalam perayaan Grebeg Syawal tahun ini.
Rombongan kirab mengelilingi kawasan Solo Safari sebelum akhirnya mementaskan kisah Jaka Tingkir, yang diperankan oleh cucu Pakubuwono XIII, yaitu BRM Yudhistira.
Kisah Jaka Tingkir dimulai saat ia bersama tiga sahabatnya menyeberangi Sungai Bengawan Solo menggunakan getek. Dalam pertunjukan tersebut, digambarkan perjuangan Jaka Tingkir dan rombongannya menghadapi berbagai rintangan hingga akhirnya kedatangannya disambut gembira oleh masyarakat.
Usai pementasan, gunungan ketupat langsung diperebutkan oleh para pengunjung Solo Safari. Mereka mengaku terhibur dengan adanya pertunjukan tradisi budaya ini. Dalam penyelenggaraan acara ini, pihak Solo Safari bekerja sama dengan Keraton Kasunanan Surakarta. Terdapat dua gunungan ketupat, masing-masing berisi seribu ketupat.
General Manager Solo Safari, Yustinus Sutrisno menyampaikan bahwa acara seperti ini diadakan dengan tujuan memperkenalkan budaya Grebeg Syawal kepada para pengunjung Solo Safari.
Tradisi Grebeg Syawal memang identik dengan ketupat atau kupat. Masyarakat Jawa meyakini bahwa kata “kupat” merupakan akronim dari “kula lepat”, yang berarti pengakuan salah dan pertobatan.
Rizki Budi Pratama, RBTV