Kasus dugaan korupsi di tubuh PT Pertamina Patra Niaga turut berdampak pada operasional Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Gunungkidul. Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah SPBU di wilayah ini mengalami penurunan omzet dan sepinya antrean kendaraan.

Dampak dari kasus dugaan korupsi di tubuh PT Pertamina Patra Niaga juga dirasakan oleh SPBU 44558 yang terletak di Baleharjo, Wonosari, Gunungkidul. Terlihat petugas hanya duduk tanpa adanya antrean kendaraan untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM). Hal tersebut sudah dirasakan sejak sepekan terakhir, setelah terungkapnya kasus korupsi Pertamina Patra Niaga oleh Kejaksaan Agung.

Untuk menunjukkan kualitas BBM yang dijual, petugas SPBU pun mengambil sampel dengan menuangkan BBM jenis Pertalite dan Pertamax ke dalam botol. Hal ini dilakukan agar pelanggan dapat memastikan bahwa BBM yang dibeli sesuai dengan kebutuhan mereka.

Sebelumnya, SPBU ini mampu menghabiskan BBM jenis Pertamax hingga 2.000 liter per hari. Namun, sekarang hanya mampu menjual 1.000 hingga 1.200 liter per hari. Sementara itu, BBM jenis Pertalite dan Solar justru mengalami kenaikan penjualan, meski tidak signifikan.

Pengelola SPBU, Budiyono, mengatakan bahwa penjualan BBM jenis Pertamax mengalami penurunan hingga 25 persen. Meski demikian, penjualan BBM jenis Pertalite dan Pertamax Turbo menunjukkan sedikit kenaikan. “Para pengusaha SPBU di Gunungkidul berharap, kasus dugaan korupsi Pertamina dapat segera diselesaikan secara transparan dan adil. Mereka juga berharap pemerintah dapat mengambil langkah-langkah untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap Pertamina,” ungkap Budiyono.

AGUNG, RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *