Bantul – Ketahanan pangan menjadi tantangan besar bagi Indonesia, mengingat banyaknya kepentingan yang terlibat dalam prosesnya. Menyikapi hal ini, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengadakan diskusi bertema “Kedaulatan Pangan untuk Kemanusiaan” sebagai upaya memberikan pemahaman yang lebih dekat kepada masyarakat.
Rektor UMY, Achmad Nurmandi, menyatakan bahwa acara ini bertujuan mengingatkan masyarakat bahwa isu pangan bukan hanya soal pemenuhan kebutuhan dasar, tetapi juga berkaitan erat dengan politik dan ideologi. Agar lebih mudah dipahami, diskusi dikemas secara merakyat dengan menampilkan unsur seni dan ruang interaksi yang lebih luas bagi masyarakat.
“Bangsa Indonesia perlu paham bahwa pangan itu tidak hanya masalah pertanian, tapi juga masalah politik. Kita kemas dalam acara yang lebih merakyat sehingga tidak susah dicerna oleh masyarakat luas,” ujar Achmad Nurmandi.
Sebagai institusi pendidikan, UMY terus berkontribusi melalui berbagai kajian, penelitian, publikasi, dan opini para dosen untuk mendukung kebijakan ketahanan pangan nasional.
Dalam diskusi tersebut, tokoh muda Sabrang Panuluh turut memberikan pandangannya. Ia menilai bahwa pemerintahan Prabowo sudah memiliki kesadaran terkait pentingnya ketahanan pangan melalui program food estate. Namun, tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia justru terletak pada pelaksanaan kebijakan tersebut.
“Problem-nya di Indonesia ini bukan ide, tapi eksekusi,” tegas Sabrang Panuluh.
Diskusi ini menjadi pengingat bahwa ketahanan pangan adalah isu kompleks yang memerlukan sinergi dari berbagai pihak, mulai dari akademisi, pemerintah, hingga masyarakat. Diharapkan, melalui pemahaman yang lebih baik, Indonesia bisa bergerak lebih maju dalam mengamankan kedaulatan pangannya di masa depan.
Delly Nur Wijaya, RBTV