BANTUL – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa untuk Bantul menggelar aksi simbolik di depan kantor DPRD Kabupaten Bantul. Aksi ini menuntut pemerintah mengkaji kebijakan efisiensi yang justru berdampak pada sektor pendidikan dan juga PHK massal.
Aksi puluhan mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Bantul ini diawali dengan longmarch menuju kantor DPRD Kabupaten Bantul. Dengan membawa beberapa spanduk, mahasiswa menuntut dan mengkritik keras kepada pemerintahan Prabowo Subianto terkait dengan kebijakan efisiensi anggaran.
Pemangkasan anggaran atas dalih efisiensi itu menjadi efek domino yang membuat pendidikan akan semakin mahal.
Dalam aksi ini, mahasiswa juga membawa nasi kotak dan juga buku, sebagai simbol tuntutan mereka. Nasi kotak yang mereka bawa merupakan bentuk sindiran kepada pemerintah terkait makan bergizi sehat yang dalam perjalanannya justru sebagai hal utama penguras anggaran terbesar, sehingga dikhawatirkan menghambat program yang dirasakan masyarakat secara langsung seperti infrastruktur, subsidi bahan pokok, dan lainnya.
“Pemerintah tidak menjadikan program pendidikan sebagai program prioritas utama kemudian menjadikan program-program yang tidak memiliki esensi sama sekali dan manfaatnya tidak bisa secara jangka panjang justru dijadikan program prioritas utama,” keluh Ayub Abdullah selaku Koordinator Aksi.
Aksi ini mencerminkan kekecewaan mahasiswa terhadap kebijakan anggaran pemerintah yang dianggap tidak tepat sasaran. Mereka menegaskan bahwa efisiensi anggaran seharusnya tidak mengorbankan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Mahasiswa berharap pemerintah dapat meninjau ulang kebijakan ini agar tidak semakin memperburuk kondisi sosial dan ekonomi di Indonesia.
Delly Nur Wijaya, RBTV