Di tengah perkembangan pertanian yang semakin maju, seorang petani di Desa Bugel, Polokarto, Sukoharjo, Agus, telah berhasil menerapkan teknologi modern dalam bercocok tanam melon. Dengan membangun greenhouse atau bangunan yang diselubungi bahan bening tembus cahaya, Agus mampu menanam melon dengan cara hidroponik di lahan seluas 350 meter persegi.
Greenhouse yang dibuat oleh Agus memungkinkan dirinya untuk mengatur secara mandiri suhu, kelembaban, dan cahaya di dalamnya. Hal ini membuat tanaman melon dapat tumbuh dengan optimal meskipun kondisi cuaca di luar tidak menentu. Greenhouse juga tahan terhadap cuaca ekstrem, sehingga petani tidak perlu khawatir tanaman terkena dampak buruk dari perubahan iklim.
Selain itu, greenhouse ini juga lebih tahan terhadap serangan hama, memudahkan petani dalam melakukan pengawasan tanaman, serta menciptakan lingkungan yang lebih steril dan kondusif untuk pertumbuhan melon.
Agus merasa sangat puas dengan hasil yang didapatkan. Menurutnya, biaya yang dikeluarkan untuk satu tanaman melon hanya sekitar Rp7.000, sementara harga jual melon jenis Golden Kinasih bisa mencapai Rp20.000 per kilogram. “Ini sangat menguntungkan sekali,” ungkap Agus.
Tak hanya fokus pada hasil pertanian, Agus juga membuka lokasi greenhouse ini sebagai agrowisata. Pengunjung dapat menikmati melon segar yang langsung dipetik dari pohonnya. Konsep agrowisata ini memberi kesempatan bagi masyarakat untuk belajar tentang cara bertani melon dengan teknologi hidroponik, sekaligus menikmati sensasi memetik buah melon segar.
Agus berharap inisiatif ini dapat menjadi contoh bagi petani lain di desa untuk mengadopsi teknologi pertanian modern yang ramah lingkungan dan menguntungkan secara ekonomi.
Rizki Budi Pratama RBTV