Meskipun tinggal di pelosok desa terpencil di ujung barat laut Kabupaten Kulon Progo, tepatnya di Kalurahan Pagerharjo, Samigaluh, Dwi Suyamto, seorang seniman dan budayawan asal Kulon Progo, tidak kehilangan semangat untuk terus berkarya. Ia tetap menciptakan karya seni yang indah dan sarat pesan, meskipun berada jauh dari hiruk pikuk kota.
Dwi Suyamto mengaku bahwa ia menuangkan ide dan impian-impian besar dalam setiap karyanya, yang sebagian besar berhubungan dengan lingkungan sosial masyarakat sekitarnya. Lukisan-lukisannya mengusung aliran surealisme, menggabungkan dunia imajinasi dan kenyataan. Tidak jarang, karya-karya Dwi dipenuhi nuansa lokal yang kental, seperti penari Angguk Putri, hamparan perbukitan Menoreh, hingga kambing Etawa atau kambing Kaligesing, yang semuanya sangat mencerminkan keunikan Kulon Progo.
Bagi Dwi, seni bukan hanya sebuah ekspresi, tetapi juga harus dapat memberikan sumbangsih bagi kehidupan masyarakat sekitar. Seni bagi dirinya adalah sesuatu yang bebas dan merdeka, namun tetap memiliki kaidah dan aturan yang harus dihormati.
Pernyataan Dwi Suyamto, Seniman Asal Kulon Progo:
“Tema-tema lukisan saya berkaitan dengan impian-impian, kegelisahan, dan pemberontakan batin. Semua itu saya tuangkan dalam lukisan sebagai bentuk ekspresi dan refleksi pribadi,” ungkap Dwi Suyamto.
Kini, meskipun usianya sudah tidak muda lagi, Dwi Suyamto tetap aktif melukis. Bahkan, ia mulai memanfaatkan teknologi digital untuk menghasilkan karya seni lukis modern, seperti photo imaging. Karya-karya seni lukisannya tidak hanya dipajang dan dipamerkan di berbagai tempat di Kulon Progo, tetapi juga telah banyak dikoleksi oleh para kolektor dari berbagai daerah. Salah satunya adalah mantan Menteri Pendidikan Nasional RI, Muhammad Nuh, yang pernah berkunjung dan mengkoleksi salah satu lukisan Dwi Suyamto.
Bagas RBTV