Beberapa bulan menjelang bulan puasa dan Lebaran, Indonesia dihadapkan pada merebaknya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (P-M-K) pada ternak ruminansia. Meski demikian, pemerintah memastikan bahwa angka kejadian P-M-K pada ternak tidak akan mengganggu pasokan daging untuk kebutuhan puasa, Lebaran, serta Idul Adha yang akan datang.
Dalam sebuah workshop mengenai penanganan P-M-K yang digelar di Yogyakarta, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian, Agung Suganda, menyampaikan bahwa angka kematian ternak akibat P-M-K relatif rendah. Pemerintah juga telah mempersiapkan langkah-langkah untuk memenuhi kebutuhan daging, salah satunya dengan mengimpor daging dan sapi bakalan guna mencukupi pasokan pada dua hari besar keagamaan tersebut.
Agung Suganda menjelaskan, “Terkait kebutuhan daging untuk puasa dan Lebaran, pemerintah telah melakukan perhitungan bersama para komunitas, dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kami masih mengimpor daging kerbau, sapi, dan sebagian besar masih mengandalkan pasokan daging dalam negeri.”
Selain itu, Agung juga menyebutkan bahwa penyebaran P-M-K saat ini sebagian besar disebabkan oleh kepanikan para peternak. Banyak peternak yang tidak merawat ternak yang terpapar P-M-K dan justru menjual ternak tersebut dengan cepat, sehingga penyakit ini pun semakin menyebar.
Pemerintah terus berupaya untuk mengendalikan penyebaran P-M-K dan memastikan pasokan daging tetap aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Widi / RBTV