KULON PROGO – Di sebuah rumah sederhana di Dusun Pripih, Hargomulyo, Kokap, Kulon Progo, sebuah kisah seni yang penuh semangat bermula. Rumah milik pasangan seniman Suraijyo dan Sri Wuryanti kini telah berubah menjadi sanggar tari legendaris bernama Sripanglaras. Tak banyak yang tahu, di rumah ini, sekitar tahun 1991, lahirlah Angguk Putri, tarian tradisional khas Kulon Progo yang kini dikenal luas.
Suraijyo, seorang seniman karawitan, bersama istrinya Sri, seorang penari dolalak asal Purworejo, berkreasi menggabungkan unsur seni tari dan musik tradisional dalam menciptakan tarian Angguk Putri. Mereka merasa prihatin dengan berkurangnya minat masyarakat terhadap seni tari ini, yang mendorong mereka untuk terus mengembangkan dan melestarikan Angguk Putri.
Pementasan pertama tari ini di dusun mereka mendapatkan perhatian luar biasa dari masyarakat. Meskipun sempat redup pada masa reformasi 1998, Suraijyo dan Sri tak pernah menyerah. Lewat sanggar Sripanglaras, mereka terus berusaha menjaga eksistensi tarian tersebut. Hingga kini, sanggar tersebut tidak hanya melestarikan Angguk Putri, tetapi juga mengajarkan berbagai jenis tari lainnya, seperti tari klasik dan tari kreasi.
Upaya keras Suraijyo dan Sri dalam mengembangkan seni tari telah membawa mereka menerima berbagai penghargaan dari pemerintah. Di sanggar Sripanglaras, lebih dari 200 penari, mulai dari anak-anak, remaja, ibu-ibu, hingga penyandang disabilitas, telah belajar tari. Dengan kurikulum yang mereka buat sendiri, sanggar ini terus menjadi pusat pelestarian dan pengembangan seni tari yang luar biasa di Kulon Progo.
BAGAS RBTV.