Masa pendaftaran mahasiswa baru tahun akademik 2024-2025 menjadi tantangan berat bagi perguruan tinggi di tanah air, terutama bagi kampus swasta. Kondisi ini terjadi karena ekonomi nasional yang tidak stabil akibat menurunnya daya beli masyarakat.
Rektor UAD, Profesor Muchlas, yang ditemui di sela-sela kick-off PMB 2025, mengakui bahwa alarm daya beli masyarakat yang menurun yang terjadi akhir-akhir ini memang menjadi tantangan tersendiri bagi PTS. Ini terkait dengan minat orang tua untuk mengkuliahkan anak-anaknya, yang pastinya akan terdampak.
Kondisi tersebut belum termasuk persaingan pembukaan pendaftaran mahasiswa baru yang dilakukan antar perguruan tinggi swasta, dan belum lagi terkait kebijakan pemerintah dengan kuota tambahan di perguruan tinggi negeri.
Meski menghadapi sejumlah tantangan berat, Rektor UAD optimistis target pendaftar untuk tahun ajaran baru tahun ini akan terpenuhi. Pihaknya akan mengoptimalkan promosi melalui media sosial hingga penyampaian informasi positif tentang keunggulan UAD dari mulut ke mulut, melalui uji kader Muhammadiyah atau di sekolah.
Sementara itu, sebagai bentuk apresiasi, UAD memberikan penghargaan kepada sekolah di Yogyakarta yang selama ini siswanya banyak berkuliah di UAD.
“Pertama, tentu yang terkait dengan daya beli masyarakat. Di perekonomian makro, itu sangat berpengaruh bagi minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke universitas. Padahal di sisi lain, negara ini masih membutuhkan peningkatan angka partisipasi kasar. Kedua, terkait dengan kompetisi. Kompetisi dari perguruan tinggi, orang menyebut dari PTN BH, yang ada kebijakan di mana PTN BH itu bisa menerima mahasiswa dengan adanya tambahan kuota melalui jalur mandiri,” ujar Prof. Muchlas MT, Rektor UAD.
Tahun akademik 2024-2025, kampus UAD menargetkan pendaftar sebanyak 7.000 orang calon mahasiswa baru. Sejauh ini, jumlah pendaftar telah mencapai 4.500 orang.
Agung, RBTV.