Kedua pasangan calon, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surakarta, menaiki becak. Tapi mereka hanyalah pemeran, yang mengenakan topeng.

Ya, ide ini datang dari Bawaslu, untuk mengajak masyarakat Solo, mengawasi jalannya tahapan tahapan Pilkada Surakarta. Para anggota bawaslu turun ke jalan, mengajak warga menolak politik uang, isu SARA, hoaks, dan ujaran kebencian.

Aksi ini sontak mendapat perhatian, dari warga yang tengah beraktivitas. Kampanye dengan cara unik, rencananya akan rutin dilakukan, saat pemberlakuan hari bebas kendaraan bermotor.

“Yang jelas, isu-isu yang akan kita angkat adalah bagaimana kita memerangi hoax, kemudian juga ujaran kebencian, kemudian juga isu-isu SARA, maka dari Solo ini untuk Indonesia, di Pilkada Solo untuk Indonesia supaya anti hoax, ujaran kebencian itu menjadi bagian yang akan kita perangi secara bersama-sama” ungkap Agus Sulistyo, anggota Bawaslu Surakarta.

Berkaca Pilpres lalu, terdapat ratusan laporan pelanggaran, dengan terbanyak kecamatan Banjarsari, seratus sembilan puluh kejadian. Bawaslu berkomitmen menekan angka, dugaan pelanggaran pemilu tersebut.

Rizki Budi Pratama, RBTV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *