Dilihat dari tempatnya memang nampak sederhana, namun siapa sangka bila kedai es satu ini adalah kedai legendaris yang dibuka sejak puluhan tahun silam. Namanya adalah es tape Buk Begal di ruas jalan Nagung-Brosot, Kelurahan Panjatan, Kapanewon Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penjualnya adalah Sumarjo Rubingin, warga Pedukuhan Sungapan, Kalurahan Tirtorahayu, Kapanewon Galur.
Rubingin sapaan akrabnya, mulai berjualan di bawah pohon asem jawa di area persawahan ini sejak tahun 1975 atau 49 tahun lalu. Menggunakan nama ‘begal’ bukan tanpa alasan, pasalnya lokasi yang dipilih Rubingin untuk berjualan ini dulunya memang dikenal sebagai wilayah rawan pembegalan ketika malam hari, sehingga masyarakat menyebutnya sebagai ‘buk begal’.
“Sudah langganan dari kecil. Rasanya beda dari yang lain, pokoknya enak yang ini,” kata Ira, pelanggan es tape Buk Begal.
“Bahannya tape, gula pasir, dan gula jawa, untuk esnya diserut. Harganya Rp. 3.500 kalau tidak Rp. 2.000. Saya berjualan sudah hampir 50 tahun, langganannya juga sudah banyak sekali,” ujar Sumarjo Rubingin, penjual es tape Buk Begal.
Selain bisa dinikmati langsung, para pelanggan es tape di tempat juga bisa mencelupkan roti ke dalam es tape. Perpaduan antara asam, manis es tape dengan tekstur roti justru menjadi cita rasa tersendiri yang lumer di lidah.
Rubingin mematok satu gelas es tape buatannya dengan harga Rp. 3.500, sedangkan roti sebagai penyanding es tape ia jual dengan harga Rp. 2.000.
Bagas, RBTV.