Warga Dusun Bantulan, Kalurahan Margokaton, Seyegan, resah dengan penempatan tanah timbunan yang ada di dekat Makam Jambu, pemakaman dusun setempat. Padahal sampai saat ini belum ada pembicaraan tuntas mengenai nasib makam tersebut dan bagaimana relokasinya. Di kompleks Makam Si Jambu ini terdapat tidak kurang dari 375 jenazah yang dikuburkan, termasuk dua tokoh cikal bakal atau pendiri Dusun Bantulan.

Warga tidak menolak pembangunan jalan tol yang akan menghubungkan Yogyakarta dengan Bawen, namun mereka menginginkan agar sebelum lokasi tersebut dikerjakan, kontraktor merelokasi terlebih dahulu jenazah yang dimakamkan di Makam Si Jambu ke lokasi pemakaman baru yang berada sekitar 200 meter di sebelah barat makam lama di atas tanah kesultanan atau tanah kas desa.

Sampai saat ini, warga baru mendapatkan informasi bahwa baru sekitar 200-an jenazah yang akan dipindahkan ke makam yang baru, sedangkan lebih dari 100 jenazah lainnya belum ada keputusan.

“Pemindahan kuburan para leluhur harus segera dilakukan karena hal ini membuat resah warga, khususnya bagi kita yang memiliki leluhur yang dimakamkan di sana. Resahnya karena sudah ada timbunan tanah. Jika nanti hujan turun, ada risiko longsor, dan itu bisa menyebabkan biaya relokasi menjadi lebih banyak,” ujar Tukimin, warga Bantulan.

“Kalau dari awal itu tidak ada dialog, tiba-tiba sudah ada penimbunan, tidak ada sosialisasi kepada masyarakat sebelumnya. Kalau relokasi dulu itu ditunjuk Panitikesmol. Dari Panitikesmol menunjuk ke Kandang Kelompok, hampir kurang lebih satu tahun tidak ada kabar. Terus kemarin masyarakat dibondong-bondong untuk meminta kejelasan,” ujar Satrio, warga Bantulan.

Warga berharap agar areal pemakaman yang baru diurug dengan ketebalan setidaknya dua meter dari muka tanah yang sekarang, karena untuk areal yang sekarang, tanah digali sekitar satu meter sudah menemukan mata air.

Widi, RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *