KULON PROGO – Inilah prosesi gelaran Adat Suran, yang berlangsung pada Rabu, 6 Agustus 2024. Pada hari tersebut, berbagai rangkaian acara berlangsung di Petilasan Ki Daruno Ni Daruni, seperti kirab Bregodo, Kenduri, rebutan gunungan, dan berbagai pertunjukan seni. Gelaran ini berlangsung selama 4 hari, dimulai pada hari Minggu lalu, dan ditutup dengan pengajian akbar, pada Rabu malam.
Menurut sespuh adat setempat, Saman Sutiyowilono, tokoh Ki Daruno dan Ni Daruni sendiri, merupakan tokoh yang berjuang bersama Pangeran Diponegoro. Menurut sejarah secara lisan, pohon ini digunakan oleh Ki Daruno dan Ni Daruni, untuk beristirahan dan berdoa ketika sedang terpisah dengan Pangeran Diponegoro, saat masa perjuangan melawan Belanda. Lalu masyarakat Gumuk Waru menjaga dan mensakralkan pohon tersebut hingga saat ini.
“Merebut Negara Republik Indonesia supaya merdeka bertempatan di tempat gumuk waru ini sesudah itu dari masyarakat karena ikut tempat untuk bersemayam di dalam menepi supaya dikabulkan oleh Tuhan yang Maha Esa supaya bisa melawan Belanda.” ungkap Saman Sutiyowilono selaku sesepuh adat
Gelaran adat ini juga disambut dengan antusias oleh warga sekitar. Seperti yang dirasakan oleh Surati, warga Kanoman, Panjatan Kulon Progo, yang nampak telah mendapat berkah gunungan. Ia mengaku cukup terbantu dengan adanya prosesi gunungan ini, sehingga kebutuhannya untuk memasak tercupuki sekaligus dibagikan kepada temannya.
“Ya rasanya senang dapat sayuran, engga beli. Harapannya ya sebagian dikasihkan teman, inikan ada budaya jadikan ada kepercayaan nya. Dari ini itu ya kata nya ada berkahnya.” ungkap Surati selaku warga sekitar
______
BAGAS, RBTV