Universitas Alma Ata Yogyakarta meluncurkan posyandu remaja di dusun Metes, Argorejo Sedayu kabupaten Bantul. Program ini mengajak para remaja untuk menekan angka pernikahan dini di masyarakat.
Universitas Alma Ata Yogyakarta ingin mengajak para remaja untuk ikut aktif dalam menurunkan angka pernikahan dini. Salah satu caranya adalah dengan melibatkan remaja menjadi kader posyandu remaja. Program ini di luncurkan di dusun Metes, Argorejo Sedayu kabupaten Bantul.
Para remaja yang menjadi kader kesehatan ini akan melakukan tugas, mulai dari pendataan diri, pemeriksaan kesehatan hingga penyuluhan kesehatan. Keberadaan posyandu remaja ini, di harapkan bisa menjadi tempat konseling dan ruang konsultasi bagi remaja, melalui pendekatan terpadu dan sistematis, agar terhindar dari hal-hal negatif.
“Pembentukan posyandu untuk memberikan pemantauan di harapkan dapat menekan angka stunting, dan kami bisa menekan terkait usia pernikahan dini atau tidak menikah di usia dini, menghindari narkoba dan seks bebas.” Ungkap salah satu mahasiswa Alma Ata
“Penting untuk kesadaran pada remaja, terkait dengan kesehatan dirinya dan juga pada menikah di usia dini, bukan menjadi pilihan.” Ungkap ketua posyandu remaja Metes
Di bawah binaan langsung puskesmas Sedayu dua, kegiatan ini di klaim mampu meningkatkan cakupan layanan kesehatan bagi remaja, serta menekan angka kasus usia pernikahan dini, yang hingga saat ini masih tergolong tinggi.
“Pertama adalah pernikahan dini, juga hamil di luar nikah, bisa di katakan banyak yang telah mengalami hal tersebut. Selain itu, mengkonsumsi alcohol dan obat-obatan terlarang. Hal yang tak kalah penting juga adalah ketika remaja jarang memeriksa tekait kondisi kesehatannya, bisa saja tanpa di ketahui mereka memiliki tensi yang tinggi atau gula yang tinggi. Jadi, pentingnya posyandu remaja ini, agar kesehatannya terpantau dan terkontrol.” Ungkap Dita Octaviani, kader posyandu Metes
Selain mengajak remaja rutin periksa kesehatan, remaja juga di ajak membiasakan pola hidup sehat.
Delly, RBTV.