Kerajinan batik kayu memang memiliki keunikan tersendiri. Bahkan mahasiswa dari sejumlah negara mengakui keunikan kerajinan ini. Puluhan mahasiswa dari berbagai negara ini mempraktekkan bagaimana rasanya membatik diatas media kayu. Seperti yang selama ini diproduksi oleh perajin di Desa Krebet, Pajangan, Kabupaten Bantul.

Program Studi Budaya yang mereka ikuti mendapat pendampingan dari mahasiswa Geo Fisipol Universitas Gadjah Mada.

Terbagi dalam beberapa kelompok, mahasiswa dari berbagai negara Asia dan Eropa ini. Tampak antusias berusaha melukiskan canting-canting yang berisi malam. Ke permukaan topeng kayu, wayang, tempat pensil, dan talenan.

“Kalau untuk membatik kayu memang belum pernah sama sekali, karena bisanya di kain kecil dan waktu di tanyakan ke anak-anak internasional. Beberapa anak sudah pernah membatik, tapi untuk di kayu belum pernah sama sekali. Membatik di kayu lebih enak, karena tidak mudah rembes,” ujar Iren Sayita, Mahasiswa UGM.

Membatik di atas media kayu, memang menjadi salah satu atraksi wisata, yang ditawarkan di Desa Wisata Krebet ini. Praktek membatik ini memberikan pengalaman unik, bagi sebagian besar wisatawan.

“Kalau tingkat kunjungan, setelah Pandemi sudah mulai ada peningkatan. Di tahun 2023 ini, sampai bulan Oktober kemarin, terdapat 5.200 kunjungan. Jadi di sini kita mengangkat wisata budaya, kita mengenalkan batik kayu, kesenian, dan permainan tradisional yang ada di sini. Hal tersebut kita kemas menjadi paket, sehingga bisa di beli dan di minati oleh para wisatawan,” ujar Agus Jati Kumara, Ketua Pokdarwis Krebet.

Sejumlah mahasiswa ini berasal dari sejumlah negara seperti Denmark, Australia, Jepang, Myanmar, Malaysia, dan Kamboja. Setelah di pandu untuk membatik kayu, para mahasiswa ini juga di kenalkan dengan permainan tradisional dan menari topeng klasik.

Delly, RBTV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *