Sejumlah peternak ikan skala kecil di kabupaten Kulon Progo mengeluhkan semakin beratnya menjalankan usaha budidaya lele saat ini. Hal tersebut di sebabkan akibat semakin mahalnya biaya kebutuhan pakan yang tak sebanding dengan harga jual saat panen.
Salah seorang peternak lele asal dusun Selong Palihan Temon Kulon Progo, Hardono mengakui banyaknya peternak ikan lele di kabupaten Kulon Progo yang memilih berhenti produksi atau gulung tikar sejak beberapa waktu terakhir. Hal itu di sebabkan banyak peternak merugi akibat semakin mahalnya harga jual pakan pabrikan saat ini. Ia menyebut harga pakan saat ini mengalami kenaikan dari semula 356 ribu menjadi 365 ribu per saknya.
Kenaikan ini jelas menjadi pukulan bagi peternak, karena berimbas pada kenaikan biaya produksi. Padahal harga jual ikan lele di tingkat peternak tak mengalami kenaikan yakni hanya berkisar sekitar 18 hingga 20 ribu per kilogram saja. Akibat selalu merugi, Hardono bahkan terpaksa mengurangi kapasitas produksi dari semula memelihara 100 ribu bibit lele menjadi sekitar 60 ribu bibit saja.
“Saya telah mempunyai 55 kolam, tapi di karenakan kondisi lele yang kurang baik sehingga yang terisi hanya 30 kolam. Pakannya sekarang sudah mahal, jadi keuntungannya semakin tipis. Kalau di hitung-hitung saya merugi. Terebih jika di hitung dari tenaga pekerja, cuman balik modal. Sekrang prinsipnya kalau sudah bisa membayar tenaga pekerja, saya sudah lebih senang.” Ungkap Hardono, peternak lele
Mulai menjalankan usaha budidaya lele sejak 2010 silam, Hardono mengakui telah memiliki sekitar 50 kolam terpal dengan hasil produksi mencapai 2-3 kwintal per harinya. Namun saat ini hanya sekitar 30 kolam saja yang terisi, yakni dengan hasil produksi sekitar 60 kilogram hingga 1 kwintal per harinya. Akibat semakin mahalnya biaya pakan pabrikan, ia bahkan mulai beralih untuk membudidayakan ikan nila yang di nilai lebih irit dari sisi biaya produksinya.
Bagas, RBTV.