Mentri sosial, Tri Rismaharini memastikan, kementrian sosial akan melakukan analisa untuk memberikan untuk memberikan penanda jalur-jalur mana saja yang berbahaya dan tidak. Dirinya di agendakan hari Rabu akan berkunjung ke Sumatera Barat, sementara jajaran kemensos sudah berada di lokasi terlebih dahulu.

Penanganan bencana di Sumatera Barat akan di lakukan seperti saat erupsi merapi. Kemensos akan memberikan penanda jalur yang berbahaya dan tidak, seperti yang sudah di lakukan di gunung merapi, di mana jalur-jalurnya sudah terprediksi dengan jelas.

Proses pencarian dan evakuasi korban di Sumatrera Barat terus di lakukan di beberapa lereng gunung merapi. Di lansir dari detiksumut, korban yang telah di temukan sebanyak 38 orang, 18 di antaranya dalam keadaan telah meninggal dunia. Sementara 20 orang lainnya langsung di larikan ke rumah sakit.

“Sebelumnya, gunung merapi ini sudah beberapa kali dan juga korban. Untuk itu kami akan mencoba untuk menganalisa mana jalur lahar-lahar dingin dan mana jalur yang berbahaya seperti pada gunung merapi ini mejadi contoh yang bagus. Gunung merapi di Jogja ini jalur-jalurnya sudah bisa terdeteksi dan sudah bisa di pelajari. Kalau hal ini dapat di gunakan pada merapi untuk menghindari korban yang lebih banyak, karena setiap kali ada erupsi lahar dingin atau lahar panas itu selalu ada korban.” Ungkap Tri Rismaharini, Mentri sosial

BNPB mencatat, total korban keseluruhan di Sumatera Barat yang telah meninggal dunia saat ini sebanyak 37 orang. Hingga kini, di laporkan telah 17 orang yang hilang.

Widi, RBTV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *