Kepemimpinan di Indonesia, di pilih bukan berdasarkan kualitas calon-calon pemimpin itu sendiri. Namun kepemimpinan di Indonesia khususnya pemimpinan politik, hanya di pilih berdasarkan angka-angka.
Pasca putusan Makhamah Konsistusi, di harapkan nantinya akan ada berbagai perbaikan fundamental untuk menegaskan kriteria-kriteria dan cara-cara rekruitmen pemimpin politik di Indonesia.
Karena selama ini, rekruitmen kepemimpinan politik di Indonesia, tidak lagi memperhatikan kualitas calon pemimpin, namun kemunculan calon pemimpin hanya di perhitungkan dari dasar angka-angka.
Bahkan, untuk beberapa kasus, rekruitmen itu mengabaikan banyak, sehingga perlu adanya langkah untuk memperbaiki calon pemimpin.
“Yang sekarang terjadi adalah pemimpin politik di pilih hanya dengan berbasis angka. Misalnya Presiden, Gubernur, Bupati sepanjang memperoleh lebih dari 50% itu sudah di peroleh. Tapi persyaratan kualitatifnya tidak terbangun. Kedua, saringan menuju perang perang public menjadi lebih longgar. Dan itu yang harus kita koreksi”, ucap Sudirman Said sebagai Ketua Institut Harkat Negeri.
Bersama para akademisi Yogyakarta, Institusi Harkat Negeri, menggelar diskusi tertutup yang terkait dengan pemimpin dan kepemimpinan di Indonesia.
WIDI, RBTV.