Inilah pemandangan syahdu anak-anak di kampung Tamtaman, Baluwarti, pasar Kliwon, solo saat melantunkan ayat suci Alquran bersama sama. Warga di kompleks keraton Surakarta ini mengaji di bawah sinar lampu ting, atau lampu minyak.
Ya, lampu ting sendiri erat kaitannya dengan tradisi malam selikuran keraton Kasunanan Surakarta. Lampu berbahan bakar minyak ini, memiliki makna terang seribu bulan. Para peserta mengaku, bertambah khusyuk dalam mengaji dan mereka merefleksikan suasana kampung tempo dulu.
“dzikir, membaca surah Al-Kahfi di kampung prajurit. Rasanya senang sekali, tapi masih terbata-bata. Harapannya bisa menjadi anak yang sholeh dan membanggakan orang tua”. Ujar Ahmad Aga, peserta ngaji.
Anak-anak mengaji dengan pendampingan dari guru mereka. Kegiatan ini sekaligus menyambut malam Lailatul Qadar atau malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan.
“kampung prajurit itu mewadahi semua, termasuk anak-anak. Di sini anak-anak yang memang antusias dalam belajar mengaji walaupun tidak sama potensinya, ada yang masih terbata-bata dan ada yang sudah lancar. Tapi kita semua wadahi, garap untuk bisa menyambut Lailatul Qadar pada malam ini”. Ujar Rohmad Al Jufri, pendamping ngaji.
Kampung Tamtaman ini dahulu adalah pemukiman perwira prajurit keraton Kasunanan Surakarta. Sebagian dari warga kampung adalah sentana atau keluarga serta abdi dalam keraton.
Rizki Budi Pratama, RBTV.