Merebaknya hama burung membuat sejumlah petani di wilayah Temon Kulon Progo melakukan berbagai cara untuk mencegah gagal panen serta memaksimalkan hasil produksi lahan pertanian mereka. Selain memanfaatkan pita khusus, mereka juga biasa mengusir burung dengan menggunakan ketapel dan membuat suara-suara.

Seperti di lakukan Sugito, warga dusun Sidorejo Glagah Temon Kulon Progo. Selain memasang pita pengusir hama burung di lahan seluas 2000 meter persegi miliknya, ia juga rutin menjaga tanam padi miliknya yang hampir memasuki masa panen setiap harinya.

Sugito mengaku rutin datang ke sawah setiap pagi, siang dan sore hari, untuk menakut-nakuti hama burung yang biasa memakan bulir padi miliknya. Di samping membuat suara atau bunyi-bunyian, ia juga biasa membawa ketapel untuk mengusir hama burung pipit serta burung gereja. Dan kerap datang secara berkelompok tersebut. Peluru ketapel yang ia gunakan bahkan di buat secara khusus yakni dengan menggunakan tanah liat. Sugito tidak menggunakan batu, agar tidak melukai kaki saat melakukan aktivitas di sawah.

Dengan cara seperti ini serangan hama burung pun dapat di minimalisir sehingga tidak menimbulkan gagal panen.

“Saat ini itu burung emprit dan burung gereja sangat banyak. Situasi ini terjadi sejak adanya bandara dan burung-burung itu bersarang di bawah rel kereta api. Dampaknya itu, kalau tidak di tunggu nanti tidak bisa panen.” Ungkap Sugito, petani

Menurut Sugito, wilayah Temon khususnya kalurahan Glagah memang telah menjadi salah satu daerah endmik hama burung sejak beberapa tahun terakhir. Banyaknya hama burung tersebut bahkan kerap membuat petani harus mengalami gagal panen dan penurunan hasil produksi. Agar tidak merugi, petani tentu harus melakukan upaya-upaya antisipasi dengan berbagai cara, salah satunya yang telah di lakukan oleh Sugito.

Bagas, RBTV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *