Program Green Economy Village yang di kembangkan di kalurahan Karangasem dan kalurahan Gombang, kapanewon Ponjong, Gunungkidul. Hal ini mulai di rasakan manfaatnya oleh masyarakat lokal. Kraton Yogyakarta yang menyediakan lahan 60 hektar di 2 kalurahan tersebut, di tanami pohon bahan baku. Seperti pohon gamal, gmelina, Indigofera, dan kaliandra.
Menurut direktur Biomasa PLN energi primer Indonesia, Antonius Aris Sudjatmiko, program Green Economy Village memiliki konsep pemberdayaan masyarakat. Hal ini untuk meningkatkan kualitas lingkungan sosial serta pemerintahan, baik itu dalam tata kelola pakan, pangan, konservasi hutan, hingga air.
Dari pohon yang di tanam tersebut, daunnya bisa di gunakan sebagai pakan ternak sedangkan batang pohonnya di gunakan sebagai bahan baku energi terbarukan biomasa. Di mana ke depan akan menggantikan batu bara, yang selama ini sebagai bahan baku pembangkit listrik.
Tahun 2023 lalu sudah 50 pohon di tanam di tanah sultan ground di 2 kalurahan tersebut, penanaman akan berlanjut pada tahun ini sebanyak 50 ribu pohon.
“daunnya untuk pakan ternak, rantingnya untuk biomasa, kami bantu ekosistemnya juga dengan pakan ternak dari bantuan. Rantingnya setelah di panen, pada saat memotong untuk pakan ternak, tentu ranting ini sebagai limbah. Kami juga bekerja sama dengan PT Aswata yang bergerak di bidang energi terbarukan biomasa juga, dan itu akan mengumpulkan dari gapoktan dan bumdes. Kemudian itu akan di cacah, dan akan masuk ke PLTU yang terdekat”. Ujar Antonius Aris Sudjatmiko, Direktur Biomasa PLN energi primer Indonesia.
Bukan saja menanam, melalui program ini masyarakat juga di latih membuat pupuk sampai pembibitan sehingga terjadi perputaran ekonomi di masyarakat lokal. Selain itu, masyarakat bisa menjadi bagian dari rantai pasokan dalam energi terbarukan biomasa.
Agung Ristiono, RBTV.