Seperti inilah kondisi depo sampah Mandala Krida Yogyakarta, di mana pagar tempat penampungan sampah sementara tersebut nyaris roboh. Kondisi ini sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir. Bersama polemik rencana penutupan permanen TPST Piyungan oleh pemda DIY pada bulan april mendatang.
Di khawatirkan jika pagar depo setinggi 2 meter ini roboh, maka sampah akan meluber ke sisi selatan hingga ke jalan raya di mana di sekitar depo ini merupakan kawasan kuliner. Sementara itu, peningkatan volume pembuangan sampah ini membuat 15 depo sampah di kota Yogyakarta dalam kondisi darurat.
Pemkot Yogyakarta berencana akan kembali memperketat pengawasan depo sampah tersebut, pengawasan akan melibatkan sejumlah petugas satlinmas dan DLH. Mereka akan mengawasi warga luar kota Yogyakarta yang membuang sampah. Termasuk penggerobak yang asal membuang sampah di depo namun tidak tercatat di depo setempat.
“15 titik yang juga kita awasi bersama dengan teman-teman dari KPU, bahwa operasi yang ada di kemantren untuk kemudian bisa kita lakukan tahapannya dan tetap sama seperti sebelumnya. Dan nanti TO nya sudah jelas, akan kita lakukan operasi yustisi. Kita menyusuaikan dengan hasil deteksi, dan kondisi di lapangan. Tapi kita sudah petakan 15 titik lokasi itu, dan masih kita akan memperdalami lagi pelaku yang biasa membuang sampah di titik-titik liar tersebut”. Ujar Octo Noor Arafat, Kepala Satpol PP Kota Yogyakarta.
Darurat depo di kota Yogyakarta yang terjadi beberapa hari terakhir, telah membuat lingkungan tak jauh dari depo kembali menjadi sasaran pembuangan sampah liar oleh warga.
Agung Ristiono, RBTV.