Upacara adat kampung Sagan ini rutin di adakan setiap tahun. Tradisi nyadran tahun 2024 ini di awali dengan kegiatan besik makan reso, makam purbo, makam carang soka, makam bendho. Penutup rangkaian kegiatan nyadaran di tandai dengan kirab budaya, nyekar bareng,dan kenduri.

Pelepasan burung merpati menandai di mulainya kirab budaya. Antara lain nyadran yang membawa 3 gunungan, yakni gunungan apem, gunungan sayur dan gunungan buah. Serta berbagai makanan mulai dari ingkung, tumpeng dan jajanan jadul.

Agus Herayanto ketua kampung sagan kota Yogyakarta menyampaikan, sangat berbahagia kampung sagan masih memiiki tradisi leluhur yang di lestarikan. Hal ini melibatkan kampung Sagan yang ada di kota Yogyakarta dan kampung Sagan yang ada di Sleman.

“ini adalah tradisi yang selalu di lakukan sebelum bulan Ramadhan atau ruwah sebelum puasa. Dan kita ada nyadran di bulan ruwah yang Inshaallah selalu akan kita lestarikan khususnya di Sagan ini. Dan kita juga melibatkan beberapa kampung di sekitar kelurahan ini. Semoga acara ini dapat berguna, dan bermanfaat untuk kita semua, dan dapat mengikat silaturahmi antara kita semua”. Ujar Agus Herayanto, selaku ketua kampung Sagan kota Yogyakarta.

Sementara itu Nirmala, ketua panitia kegiatan ini mengatakan tradisi nyadran ini sebagai bentuk upaya nguri-uri tradisi leluhur. Serta meletarikan budaya, yang adiluhung agar kedepan bisa di kemas lebih baik lagi.

Dengan tradisi nyadran pula di harapkan rasa kebersamaan dan kerukunan umat beragama semakin meningkat. Pada kegiatan ini juga di lakukan doa bersama lintas agama. Dengan perwakilan sejumlah suster rumah sakit panti rapih mewakili umat katholik, tokoh agama kristen protestan, dan tokoh umat hindu.

“nyekar bareng mendoakan arwah leluhur kita bersama, leluhur kampung Sagan. Tujuannya adalah untuk melestarikan budaya Jawa khususnya dan mengguyubkan warga secara umum. Jadi semua warga yang di luar bisa hadir, yang masih di kampung Sagan juga bisa ketemu. Allhamdulillah hari ini tumpah ruah untuk melaksanakan acara ini”. Ujar Nirmala, ketua panitia.

“kita mengadakan nyekar bersama, yang penting kita menghormati leluhur orang tua, leluhur kita semua. Harapannya kita bisa saling silaturahmi, guyub, dan rukun”. Ujar Harry Haryono, ketua PKSI.

Kadir, RBTV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *