Prosesi larung sengkala di mulai dari kawasan Tugu Pal Putih Yogyakarta, Sabtu sore. Di bawah rintik hujan, prosesi larung di lakukan menjelang bulan suci Ramadhan oleh Komunitas Patembayan Nusantara serta di ikuti masyarakat sekitar. Para peserta mengenakan busana bernuansa putih yang menggambarkan bahwa manusia sejatinya terlahir dengan siifat -sifat kebaikan. Sejumlah peserta juga mengenakan hidung pinokio sebagai simbol keburukan manusia yang penuh kebohongan.

Setelah melakukan doa bersama, prosesi di lanjutkan arak arakan menuju kawasan jembatan Gondolayu, Kali Code dan melarung berbagai atribut yang di bawa.

Prosesi Larung Lengkala juga mengharapkan dapat menghilangkan sifat buruk seperti kebohongan, sikap culas, korupsi, kolusi, nepotisme serta manipulasi yang saat ini marak terjadi bahkan di pertontonkan tanpa rasa malu.

Prosesi ini juga di lakukan agar bangsa dan negara selamat serta lebih baik lagi untuk lima tahun kedepan.

“Aksi ini, kita mensimbolisasikan dengan sebuah hidung Pinokio. Bagaimana hidung Pinokio ini, sebuah simbol ke bohongan. Maka kami melakukan pembuangan Sengkala dengan kebohongan itu. Jadi mantra yang kami gunakan adalah matra Larungan. Untuk membuang sifat-sifat aura negatif yang di perlihatkan oleh penguasa kepada masyarakat, terutama di Indonesia,” ujar Bayu Malam, Panitia Larung.

Warga berharap dengan prosesi larung sengkala bisa membuang sifat sifat buruk agar kehidupan bisa terwujud baik. Sekaligus mengajak para pemimpin  menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan nilai nilai kebaikan.

Agung Ristiono, RBTV. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *