Puluhan warga yang mengatasnamakan diri Paguyuban masyarakat Jogja Pro Demokrasi mendatangi kantor Bawaslu DIY. Dalam aksinya massa gerakan rakyat untuk demokrasi dan keadilan atau garda menyerahkan penghargaan “Krupuk Mlempem Award” kepada Bawaslu DIY.
Dengan berjalan kaki dari lapangan minggiran, kota Yogyakarta, puluhan massa yang mengatasnamakan gerakan rakyat untuk demokrasi dan keadilan atau garda, melakukan arak arakan dengan menabuh berbagai alat musik oleh kelompok seni Marching Bleg, menuju kantor Bawaslu di jalan Panjaitan, kota Yogyakarta.
Massa juga membawa wadah kerupuk berukuran jumbo, yang bertuliskan “Krupuk Mlempem Award”. Selain itu, massa juga memberikan sebuah kerupuk kepada ketua Bawaslu DIY, sebagai simbol protes mereka atas kinerja Bawaslu pusat hingga daerah yang dianggap tak berdaya menindak berbagai bentuk pelanggaran dan kecurangan Pemilu 2024.
Warga berpendapat Bawaslu tidak secara jujur dalam menuntaskan hasil-hasil yang dianggap telah terjadi pelanggaran dan kecurangan dalam Pemilu.
Penghargaan Krupuk Mlempem Award ini diberikan sebagai bentuk protes dan sindiran kepada Bawaslu yang dinilai gagal menjalankan fungsinya sebagai pengawas Pemilu 2024.
“Masyarakat kita itu, masyarakat kelas menengah ke bawah. Kita ingin menyentuh bahwa semangat perlawanan ini pernyataan sikap ini yang kita munculkan dari bawah. Krupuk adalah simbol masyarakat kecil, kerupuk adalah simbol masyarakat lemah. Sehingga ketika kerupuk yang melempem ini yang sudah tidak berguna lagi ini, kita berikan kepada Bawaslu sebagai sebuah simbol kemelempeman Bawaslu, sikap yang lemah lembut, sikap yang permisif terhadap hal-hal pelanggaran-pelanggaran didalam KPU.” Ungkap Renda Setiawan, Koordinator Aksi
Aksi penghargaan Krupuk Mlempem Award kepada Bawaslu diharapkan mengetuk nurani para penyelenggara Pemilu, agar harapan rakyat tentang nilai-nilai demokrasi yang jujur dan adil tidak dibayang-bayangi oleh dugaan kecurangan.
Agung Ristono, RBTV.