Sama seperti coffe shop lainnya, banyak varian yang disajikan oleh coffe shop lainnya, ada americano, coffe latte hingga kopi tubruk namun dengan harga yang relatif rendah.

Coffe shop di tengah perkampungan dan perkebunan salak pondoh ini, sesuai dengan namanya, D’Kenthos, menyajikan kopi arabika ataupun robusta yang dicampur dengan olahan biji salak atau yang dalam bahasa jawa disebut kenthos.

Biji salak pondoh ini, disangrai hingga berwarna kehitaman seperti biji kopi, kemudia ditumbuk dan dijampurkan pada bubuk kopi yang akan disajikan dengan komposisi satu banding satu. Komposisi ini sesuai dengan rekomendasi dari laboratorium UGM.

Lewat campuran dengan olahan biji salak, rasa kopi asli menjadi lebih muncul namun dengan kafein yang menurun.

Rini Handayani, Pengelola D’Kenthos kelompok wanita tani mengatakan, “ada beberapa varian olahan salak disini, nah limbahnya salah satunya kenthon itu tidak kepakai sehingga kami bagaimana berinovasi bersama dengan UGM kita olah, kita jadikan kopi yang kita mix, yang kita campur dengan takaran satu banding satu dan menghasilkan namanya D’Khentos kopi, yang harapannya kami kedepannya D’Khentos kopi itu bisa berada dimana-mana. Dan bukan untuk bersiang tapi bersinergi dengan pelaku-pelaku kopi yang ada di lereng Merapi.”

Pemanfaatan biji menjadi bahan campuran kopi ini menarik perhatian Wakil Bupati Sleman DANANG Maharsa. Wakil Bupati mengapresiasi kelompok wanita tani yang berani berinovasi dan tidak sekadar membuat berbeda tetapi sampai ke pemeriksaan laboratorium.


Danang Maharsa, Wakil Bupati Sleman mengatakan, “tentunya sekaligus meninjau salah satu produk kopi yang diolah di mix dengan kenthos salak ini sangat menarik, karena barusan saya berdiskusi dengan bu Handayani, ternyata kenthos salak itu bisa bermanfaat dicampur dengan kopi yang memang sudah di lab-kan di UGM itu khasiat yang dapat menurunkan beberapa penyakit yang ada di tubuh kita. Nah ini yang perlu kita sampaikan kepada masyarakat kalau ternyata masyarakat Sleman itu sangat kreatif. Kenthos yang dulunya tidak dapat digunakan atau bahkan dibuang itu bisa digunakan dan ternyata saya sudah cicipi sendiri kopi D’Kenthos di mix dengan biji salak itu sangat menarik.”

Meski berada di pedesaan, D’Kenthos caffe ini, juga sudah siap melayani pembeli yang akan membayar secara non tunai, karena tersedia qris.

WIDI, RBTV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *