Adalah Sarwidyanto, warga Dusun Laban Wetan, RT 1 RW 1, Desa Laban, Mojolaban, Sukoharjo, yang memiliki tangan bak midas. Bagaimana tidak? Dia menyulap batok kelapa, menhadi lampu hias yang cantik, unik, dan bernilai tinggi.
Sarwi mengerjakan proses kreatif tersebut, sendirian di rumah. Awalnya, dia mengerjakan secara manual, sebelum membeli mesin-mesin yang dibutuhkan, seperti bor, gerinda, hingga kompesor.
Karena kreatifitas dan ketekunanya, Sarwi bisa memproduksi 20 lampu hias batok kelapa setiap bulannya. Sebagian pesanan by custom, sebagian lagi dibuat dari ide kreatifnya sendiri.
Sarwidyanto, Perajin lampu hias batok mengatakan, “untuk pengerjaan lampu hias itu paling tidak 2 hari sama finishing nya, proses yang pertama yaitu memilah bahan sesuai dengan yang kita buat, kemudian membikin pola, kemudian pengeboran, kemudian pengamplasan, dan yang terakhir yaitu pemensangan lampu. Kalau proses yang paling susah ya palingpengeboran sama pembikinan pola, kalau sebulan itu saya bisa bikin 20.”
Selain memproduksi pesanan yang masuk via online, saban akhir pekan, Sarwi juga menggelar lapak di Solo Art Market, kawasan koridor Jalan Gatot Subroto, Kota Solo.
Beberapa lampu hias, terjual hingga luar Jawa, bahkan ada yang dibawa pulang oleh pembeli asal Selandia Baru. Seluruh pencapaian Sarwi ini, Ia dulang berkat ketekunannya, membuat lampu hias batok kelapa, sejak 2009 lalu.
Sarwidyanto, Perajin lampu hias batok mengatakan, “yang paling laku di pasaran adalah yang berbentuk siput, awal menekuni usaha ini karda dulu saya pernah ikut orang tua saya, dibelakang rumah itu ada pohon kelapa, terus ada yang jatuh, ada yang pada lubang-lubang, itu kemudian saya berpikir untuk kita buat kerajinan, berawal dari itu, dan lama-lama jadi suka jadi saya kembangkan, jadi dulu tidak sengaja sekarang jadi senang dan ide ngalir saja dari diri sendiri, idenya bisa terinspirasi dari internet, dari sekeliling kita gitu udah, kalau udah ada ide langsung ngalir aja.”
Setiap lampu hias yang Sarwi buat, dipatok dengan harga yang beragam, mulai dari 80 ribu, hingga ratusan ribu rupiah. Sarwi juga menerima sovenir dari batok kelapa, dengan harga hanya ribuan rupiah, per itemnya.
RIZKI BUDI PRATAMA, RBTV