GUNUNGKIDUL – Kemarau berkepanjangan membuat wilayah Dusun Karangpilang, Desa Rejosari, Kecamatan Semin, Gunungkidul, krisis air bersih.
Dua RT yang berada di dusun setempat mengalami krisis air bersih karena sumur warga yang mengering serta sejumlah sungai di sekitar desa juga surut akibat kemarau berkepanjangan.
Kondisi ini diperparah dengan tidak meratanya aliran PAM yang hanya menjangkau beberapa titik sehingga tidak dapat dirasakan oleh seluruh warga.
Merekapun terpaksa mengandalkan bantuan air bersih dari pemerintah ataupun pihak donatur untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Untuk satu tangki kapasitas lima ribu liter warga harus membeli air dengan harga dua ratus lima puluh ribu rupiah hingga tiga ratus ribu rupiah.
Fiki Puspita, Warga menyebutkan “Kalau kemarau itu biasane nek tahun kemarin itu alhamdulillah masih aman tapi untuk tahun ini kan kemaraunya roddo lumayan lama sekali toh ada berapa minggu yang lalu, terus untuk mendapat air itu kita berharap dari bantuan ini, dari teman-teman juga ada yang japri seperti itu. Untuk jiwanya itu ada 2 RT, RT 3 dan RT 4, satu tengki itu kemarin saya tanya sopir yang kemarin itu 270 ribu.”
Eka Setyawan, Kepala Dusun menyatakan “Terkait karena ini kemaraunya juga lumayan cukup panjang ini masyarakat sudah agak kesulitan, terutama nek untuk Karangbilang ada di RT 3 dan 4 juga ada di RT 3 yang Karangbilang itu lumayan agak memprihatinkan terkait dengan air. Cara mencukupi warga yang punya duit ya tumbas beli tapi yang tidak punya duit yo nuwun sewu mengandalkan bantuan droping dari pemerintah atau mengambil yang lumayan jaraknya agak jauh dari pemukiman itu ada di beberapa sumur yang memang masih ada tapi memang jaraknya jauh.”
Data dari BPBD Gunungkidul sendiri menyebutkan, sejauh ini Gunungkidul berstatus siaga darurat kekeringan. BPBD pun sudah mengalokasikan dana hingga ratusan juta untuk dilakukan droping air bersih.
Agung ristiono, RBTV.