Masa panjang pengabdian perangkat desa, dapat dijadikan bagian dari penilaian untuk meraih gelar sarjana di Uniersitas Negeri Yogyakarta. Lewat pengabdiannya sebagai perangkat desa, akhirnya 384 perangkat desa dari Bojonegoro ini tinggal menyelesaikan sebagian perkuliahannya dan kemudian mereka mendapat gelar sarjana.

Perangkat desa yang terdiri dari kepala desa, perangkat desa, BUM-Des, pengelola wisata desa serta karang taruna dan PKK ini menyelesaikan pendidikan S-1 di Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi, 186 di Fakultas Ilmu Sosial Hukum dan Ilmu Politik dan 182 lulus dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Dengan gelar sarjana tersebut diharapkan mereka akan meningkatkan kualitas pengabdiannya di desa-desa mereka sehingga pembangunan di tempat mereka bisa lebih meningkat.

“Pengabdian kepada warga masyarakat, yang orang tidak pernah membayangkan bisa dikonfermasi menjadi perkuliahan. Hari ini kita buktikan bahwa mengabdi pun bisa menjadikan sarjana. Ini penting supaya merubah paradigma berfikir kita bahwa seakan-akan sarjana itu hanya duduk di bangku kuliah selama 4 tahun saja. Bojonegoro menjawab tidak harus seperti itu, menjadi kaur desa, menjadi sekdes menjadi kepala desa ternyata bisa menjadi sarjana” kata Abdul Halim Iskandar, Menteri Desa PDTT Republik Indonesia

Sebelumnya Kabupaten Bojonegoro mendaftarkan 457 perangkat desa untuk mengikuti program RPL. Namun yang lolos dan diterima sebanyak 394 orang. Kemudian 3 orang meninggal sebelum lulus RPL, dan 7 orang lainnya masih belum lulus sehingga yang di wisuda sebanyak 384 orang.

Untuk men-sarjana-kan perangkat desanya ini, Pemkab Bojonegoro mengeluarkan anggaran 21,4 miliar Rupiah untuk jenjang S-1 dan 5 miliar Rupiah untuk biaya kuliah 250 aparaturnya menyelesaikan pendidikan S-2.

WIidi, RBTV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *