BANTUL – Ketua Bank Sampah padukuhan Plumbungan Tuminah, mengungkapkan sampah-sampah yang hendak disulap menjadi kerajinan tangan tersebut berasal dari sampah produksi rumah tangga dan dari sejumlah pedagang angkringan. Ide mengolah sampah menjadi barang kerajinan ini dimiliki karena dulu dirinya pernah mengelola bank sampah.
Dari sampah-sampah yang disetorkan oleh warga setempat, akan diolah menjadi berbagai produk. Diantaranya lilin minyak jelantah, sabun cuci baju, pot bekas dari bekas masker, pot dari pampers bekas, pupuk cair dari pampers bekas, bunga plastik, kresek bekas, dompet dari plastik bekas, tas dari plastik bekas hingga gantungan kunci dari plastik bekas.
Disampaikannya, proses pengolahan sampah menjadi kerajinan bernilai jual itu dilakukan secara manual, alias hanya menggunakan tenaga manusia. Mulai dari proses pemilihan sampah, pemotongan sampah perangkaian hingga finishing. Harga jual produk olahan tersebut cukup bervariasi mulai dari lima ribu rupiah hingga 250 ribu rupiah.
Tidak heran produk-produk ini kerap dilirik oleh sejumlah masyarakat dari kabupaten bantul. Peminat kerajinan ini juga ada yang dari luar kota dan sejumlah instansi pemerintahan.
Mirna Dewi, Pengrajin Berbahan Sampah menyatakan “Karna saya yang melatarbelakangi, karna saya sudah mengolah sampah dan ternyata mempunyai nilai jual yang tinggi. Jadi kalok masih bisa dikelola kenapa tidak, gitu, apalagi kalok punya nilai product itu bisa menambah income untuk kita. Sampah itu tidak terbuang dengan percuma gitu, productnya disini banyak ya, ada yang dari limbah dapur, jelantah itu bisa menjadi lilin, sabun, ada yang dari plastic itu menjadi bunga, tas dan yang dari organic itu bisa menjadi Eco Enzyme, jadi VOC. Jadi hampir sampah itu tidak ada yang terbuang “
Delly RBTV